Minggu, 12 Agustus 2012


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Muatan lokal dalam kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
B.     Pembelajaran Bahasa Daerah Manggarai lewat cerita dan lagu- lagu daerah Manggarai sebagai salah satu Mulok di SDI Daleng, Manggarai Barat.

v  Pengembangan Bahasa Daerah Manggarai Lewat Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pembelajaran Muatan Lokal dewasa ini perlu diterapkan dengan baik untuk mengembangkan aspek- aspek tertentu dari suatu daerah. Bahasa daerah merupakan salah satu hal yang menarik yang perlu dipelajari dan dikembangkan. Seiring dengan perkembangan berkomunikasi di lingkup tertentu membuat bahasa daerah hampir dilupakan oleh sejumlah masyarakat. Melihat perkembangan yang kian berjalan bahasa daerah  dan budaya perlu dipelajari dan dikembangkan pada level tertentu misalnya pada level Sekolah Dasar.
Sekolah Dasar Inpres (SDI) Daleng yang terletak di Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu  Sekolah yang mengembangkan proses pembelajaran Bahasa Daerah Manggarai lewat cerita dan lagu- lagu daerah Manggarai sebagai salah satu Muatan Lokal. Hal ini diangkat berkaitan dengan kurang mempertahankan bahasa daerah Manggarai asli bagi kalangan umum masyarakat Manggarai. Bahasa Manggarai telah lama dikenal oleh kebanyakan masyarakat Manggarai. Akan tetapi generasi- generasi sekarang ini belum tentu mengetahui kebudayaan dan bahasa Manggarai yang tua (biasanya bahasa- bahasa tua itu muncul pada saat- saat tertentu saja, misalnya acara adat).
Bahasa Manggarai terdiri dari beberapa bahasa yang ada di tiga Kabupaten, Manggarai Timur dengan bahasa Mbaen, Manggarai Tengah dengan bahasa Siho, dan Manggarai Barat dengan bahasa Kolang. Di Kabupaten Manggarai Barat terdapat subbahasa yang dikenal seperti sub bahasa Kolang (di daerah Kuwus,Orong, Lembor), subbahasa Kempo (di daerah Rekas, Kempo, Terang, Labuan Bajo sebagian). Pembeda dari bahasa- bahasa tersebut terletak pada dialeknya masing- masing. Walaupun demikian bahasa daerah Manggarai asli tetaplah sama pada umumnya. Oleh karenanya, pengembangan bahasa daerah sangat didukung dengan adanya pembelajaran Muatan Lokal lewat lagu- lagu daerah dan cerita rakyat asli Manggarai dengan tujuan untuk mempertahankan keberadaan bahasa Manggarai.
Jika kita mendengar beberapa lagu- lagu asli Manggarai seperti Lagu Motang Rua, Capang Tana, Ine, dan Manggarai tana de; terkandung makna- makna penting bagi masyarakat Manggarai. Sebagai Contoh lagu Motang Rua, didalam lagu ini diceritakan bagaimana sosok Motang Rua yang dengan berani memperjuangkan tanah kelahirannya dan juga dengan pengaruhnya dalam lingkup adat Manggarai. Berikut adalah sepenggal lirik lagu Motang Rua:
e……ma lalong tana tana ge……
e…..ma motang rua….
Ma…mur nawa law age….
e….ma lalong tan age….
e….ma motang rua…..
duhu rahong rampas lata
toto cakal lalong tana..
cola…kope..bampang korung
agu nggiling oke sili
motang rua ngasang ne….

Dari sepenggal lirik diatas semuanya menggunakan bahasa Manggarai asli. Dengan mempelajari lagu- lagu diatas tidak hanya bahasanya yang menarik tetapi juga menceritakan budaya Manggarai dulunya semasa dijajah.
Selain mempelajari lagu- lagu daerah asli Manggarai murid- murid juga mempelajari cerita rakyat asli Manggarai seperti Pondik, Timung Te’e, Molas benge wuk, motang rua. Lewat cerita- cerita ini murid- murid diharapkan bisa memahami bagaimana kebudayaan Manggarai awalnya, bahasa- bahasa aslinya (oleh karena cerita- cerita ini diceritakan turun- temurun), melihat perkembangan sekarang terutama di Manggarai Barat, bahasa asli Manggarai hanya digunakan oleh penutur- penutur tertentu seperti tetua adat, masyarakat di pedalaman. Akan tetapi hal ini mungkin bisa diatasi jika kita menerapkan pembelajaran Muatan Lokal secara baik sehingga tidak dilupakan.
Proses pembelajaran Muatan Lokal ini mungkin perlu membutuhkan sedikit strategi- strategi tertentu agar bias berjalan dengan baik.
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam.

b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;
3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;
4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari;

c. Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah.

d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

















BAB III
PENUTUP


1.      Kesimpulan

Sastra daerah merupakan bukti historis masyarakat suatu daerah jadi sastra daerah adalah salah satu bagian dari sastra Indonesia yang berkedudukan sebagai wahana ekspresi budaya Indonesia. Oleh karena kedudukannya sebagai wahana ekspresi budaya, maka sastra daerah memiliki fungsi sebagai perekam kebudayaan, pemelihara, pemupuk, dan penumbuh solidaritas daerah.
Apabila penutur asli bahasa daerah sadar bahwa begitu besar dan penntingnya fungsi bahasa daerah, maka perlu diupayakan peningkatan mutu pemakaian bahasa daerah yang meliputi upaya meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah melalui jalur pendidikan dan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

2.      Saran
Melihat apa yang terjadi dalam perkembangan bahasa di daerah Manggarai yang sedikit menyampingkan bahasa asli Mangarai disarankan kepada masyarakat Manggarai untuk tetap menjaga keberadaan bahasa asli Manggarai dan juga kebudayaan yang merupakan bukti historis dari pendahulu- pendahulu kita. Tidaklah mudah untuk membawa kekayaan asli terutama bahasa dan kebudayaan secara turun- temurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar