Puing-Puing Hati
Bola mata John pada saat itu sedang menatap seorang gadis
yang melewatiya, membelalak tanpa berkedip, tanpa takut pada debu jalanan yang
beterbangan. Ia hanya terus menatap gadis itu dari jauh di sela keramaian.
Matanya memerintah kakinya untuk mengikuti jejak ‘bidadari’ itu; mau kenalan,
maksudnya. Ketika gadis itu menyusuri jalan raya, John pun tetap memfokuskan
pandangannya pada gadis itu. Banyak kendaraan lalu lalang menghalangi
pandangannya tetapi ia tetap berusaha menjangkau gadis itu pada jarak kurang
dari 100 meter.
Gadis itu menuju kantor Telkom, John
dengan langkah seribu, mulai menyusurii jalan raya, membuntuti gadis tersebut
di tengah kebisingan mesin beroda empat dan dua. John pun memasuki kantor tersebut, dengan
malu ia mendekati gadis itu. Secara diam-diam John menatapnya dan berdengum,
inilah cinderelaku! Betapa agung karya ciptaan Tuhanku…
Hatinya mulai berbunga asmara.
Beberapa saat kemudian gadis itu keluar dari kantor Telkom tapi penanya
ketinggalan.
Kata seorang pegawai Telkom “Nona, penanya ketinggalan
nih.” Namun gadis itu tidak mendengarnya.John segera menghampiri pegawai tersebut dan berkata, “
Biar aku yang berikan padanya, Pa”.
Lalu John mulai mengejar gadis tersebut, tetapi sang gadis telah melewati jalan raya dan
hendak menumpang Damri dengan tujuan kampus. John merasa ketinggalan kesempatan
kali pertama. Tapi dengan segera ia menyeberangi jalan raya tersebut, hendak
menumpang bus yang sama, mau memburu kesempatan berikutnya. Setibanya di atas
bus itu, ia mencari gadis yang diincarnya. Pada saat itu gadis itu duduk
sendirian di deretan kedua dari depan kemudi. John pergi mendekati gadis
tersebut lalu duduk di samping si gadis.
Setelah menarik nafas dalam-dalam, John mulai membuka
pembicaraan, “ Ini penamu yang tertinggal di kantor Telkom, benar?”
Gadis itu pun langsung mengecek tasnya dan menjawab,“Ya,
benar, itu penaku, trima kasih ya!”.
Keduanya terlibat
pembicaraan singkat. Sekedar basa basi ringan yang sudah dikonsepkan John
sebelumnya.
“Nama saya Mia, semester IV FISIP” gadis itu mulai
memperkenalkan dirinya,.
Dan John pun mulai mengupas jati dirinya, “Saya John,
FKIP Bahasa Inggris semester VI”.
Keduanya mulai
bercakap-cakap dengan penuh canda tawa, John mulai akrab dengan Mia di
sepanjang jalan Halte-Kampus. Mia pun merasa senang karena dapat dihibur dengan
humor-humor John. Setibanya di Oesapa, tepatnya di depan Unkris, John merasa
tidak ingin berpisah dengan Mia nantinya.
John pun tiba-tiba melontarkan tanya, “Bolehkah kita
berjumpa lagi?”
Mia menjawab,” Boleh, kapan?”
“Kapan saja kalau kau mau,” kata
John.
Mia pun berpikir, lanjutnya, “Hari…Sabtu?”
”Boleh” jawab John.
Mereka pun saling tukar nomor Hp. Setiba di kampus,
tepatnya di cabang FKIP, John turun.
“Ingat ya, jangan lupa kontak lewat Hp!”
“OK!”
jawab Mia.
Dua hari kemudian, tepatnya hari Sabtu mereka saling
berkomunikasi lewat Hp untuk menentukan jam berapa dan di mana mereka harus
bertemu. Terjadilah perang pikiran untuk menentukan jadwal dan tempat yang
tepat.
”Di pantai Tedis?”
“OK!” kata Mia, lanjutnya, “ Jam berapa?”
“Jam empat.”
“Boleh.”
Pukul tiga John telah tiba di pantai
Tedis, dengan berbagai persiapan, bahkan telah menyiapkan sekuntum bunga segar
buat Mia. Tapi John meragukan bagaimana cara berbicara saat menyerahkan bunga
ini. Waktu terus berlari,tepat pada pukul lima Mia belum tiba juga. John mulai
tidak sabar menunggu. John mengangkat hp-nya dan menghubungi Mia tapi nomor
yang dituju itu tidak aktif. John mulai bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah ia
hanya mempermainkan aku?
Bunga di genggaman John mulai layu.
Bagai kehancuran Hirosima dan Nagasaki itu, pikirnya. Sekali lagi ia
menghubungi nomor Mia, tetapi nomor itu tetap belum aktif. John mulai kesal dan
pada puncaknya ia melemparkan bunga itu pada gulungan ombak yang segera
melumatnya. Nomor Mia segera ia hapus dari memori Hp dan ingatannya. Diraihnya
kerikil kecil yang ada di dekatnya dan dilemparkannya ke arah bibir pantai.
“Teganya kau Mia,” gumamnya. John
pulang menggantung air mata.
Sekarang John sendirian. Menjauhi
gadis itu, malah berharap tak lagi bersuah dengannya. Satu
hal yang John paling benci, dibohongi.
How to login into the casino in 2021
BalasHapusHere is how https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ to do this: Step 1. Go to the งานออนไลน์ website. · Click on the https://septcasino.com/review/merit-casino/ “Login” link on the right-hand side. · Click https://septcasino.com/review/merit-casino/ on the “Login” button to enter a live chat number. · Enter the